Rabu, 19 Desember 2012

Laporan Mixing


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dalam sebuah industri, mesin merupakan peralatan yang sangat vital dimana mesin-mesin tersebut mmenentukan kualitas dan optimalitas suatu industri. Untuk dapat bersaing dalam pemasaran produk, dan untuk dapat memperoleh keuntungan yang layak, industri harus bekerja secara efekif dan efisien. Cara kerja demikian hanya dapat dicapai bila industri tersebut didukung oleh sistem manajemen yang baik dan juga bantuan mesin dan alat penunjang produksi yang tepat (Rizkiana dan Putra, 2012).
Proses pencampuran adalah suatu proses yang penting dilakukan dalam industri, bahkan mesin pencampur ditemukan di hampir semua industri pengolahan pangan maupun non pangan mulai dari pencampuran yang sederhana sampai pencampuran yang rumit seperti pada industri farmasi. Mesin pencampur dapat digolongkan dalam kategori mesin pengolah dalam suatu industri yang menunjang proses pengolahan bahan menjadi produk (Rizkiana dan Putra, 2012).
Pencampuran diartikan sebagai suatu proses menghimpun dan membaurkan bahan-bahan. Dalam hal ini diperlukan gaya mekanik untuk menggerakkan alat pencampur supaya pencampuran dapat berlangsung dengan baik (Lubis, 2012).
Proses pencampuran banyak dilakukan di dalam industri pangan, seperti pencampuran susu dengan coklat, tepung dengan gula, larutan gula dengan konsentrat buah-buahan, atau CO2 dengan air, dan kegiatan pencampuran melibatkan berbagai jenis alat pencampur. Derajat keseragaman pencampuran diukur dari sampel yang diambil selama pencampuran, jika komponen yang dicampur telah terdistribusi melalui komponen lain secara random, maka dikatakan pencampuran telah berlangsung dengan baik (Wirakartakusumah, 1992 dalam Hilmawan, 2011).
Letshare (2010) menyatakan bahwa kegunaan dan aplikasi mixing ditentukan oleh fase yang akan dicampurkan (cair-cair, padat-cair, atau padat-padat) sebagaimana karakteristik fisik dari produk akhir seperti viskositas dan densitas. Adapun jenis mixer yang banyak digunakan adalah :
1.       Dry Blending
                     Ribbon blender terdiri dari palung horisontal berbentuk U dan agitator yang terbuat dari inner dan outer helical ribbon yang menggerakkan bahan pada arah yang berlawanan. Desain blender ini sangat efisien dan efektif untuk pencampuran kering seperti pencampuran cake dan muffin, tepung, sereal, teh, kopi dan campuran minuman lain termasuk minuman coklat dan minuman berenergi. Ketika produk makanan pencampuran kering, sejumlah sedikit cairan ditambahkan ke padatan dengan tujuan untuk melapisi atau mengabsorbsi warna, pembumbuan, minyak dan cairan tambahan lainnya. Bahan cair ditambahkan melalui charge port pada cover atau spray nozzle untuk aplikasi kritis.
2.   High Shear Mixers
High Shear Mixer menggunakan pemasangan rotor atau stator yang membangkitkan kebutuhan shear yang kuat untuk bahan padat murni dalam persiapan dressing, saus dan pasta. Jenis alat ini juga digunakan dalam industri makanan untuk produksi larutan sirup, emulsi dan dispersi minuman.
   3.   Ultra-High Shear Mixing (Proses Kontinyu)
                       Mempunyai kecepatan putar sampai 18000 ft/s, ultra-high shear mixer ideal untuk emulsi dan dispersi yang membutuhkan homogenizer. Aplikasinya antara lain pada saus, bumbu, dressing, konsentrat jus dan emulsi bumbu.
Kelebihan alat ini :
-  Menyederhanakan proses, mengurangi pembersihan, penjalanan, dan penyeimbangan homogenizer.
-    Menaikkan input energi dan menghasilkan ukuran dropet minyak lebih kecil.
-    Pengontrokan shear
   4. High Viscosity Batch Mixing
                       Menggunakan dual shaft dan triple shaft mixer dan digunakan pada industri makanan pada proses batch dari aplikasi dari viskositas sedang sampai viskositas tinggi seperti sirup permen, minuman, nutraceutical, saus, pasta, mentega kacang, dan lain-lain. Untuk viskositas lebih tinggi, dibutuhkan tambahan agitator untuk memperbaiki aliran bulk, mengantarkan bahan ke alat berkecepatan tinggi dan secara konstan membuang produk dari dinding vessel untuk transfer panas lebih baik.
   5. Double Planetary Mixing
Ketika viskositas produk terus naik, sistem mixing multi agitator akan secepatnya menghasilkan aliran yang dapat dikarakterisasi oleh anchor atau dengan zona suhu tunggi dekat disperser dan pemasangan rotor atau stator. Aplikasi makanan lainnya yang diproses melalui double planetary mixer termasuk sirup, gel, makanan hewan, permen, dan formula viskos lainnya.
      6. High Speed Planetary Mixing
                     Keuntungan beberapa bahan berviskositas tinggi dari hybrid planetary mixer dimana menggabungkan mixing tradisional teliti dari planetary mixer dengan menambahkan keuntungan disperser berkecepatan tinggi. Contoh aplikasi yang diproses dalam hybrid planetary mixer adalah sosis berbungkus gel, larutan getah viskos dan campuran tepung.

B.      Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui peralatan pencampuran dan sistem kerjanya.































BAB II
METODOLOGI

A.      Alat dan bahan
Alat yang digunakan adalah neraca analitik dan mixer (maspion MT-1140).
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tepung beras sebanyak 1 kg dan tepung jagung sebanyak 1 kg.

B.      Metode Kerja


 






















                                                                                









BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil
·         Tepung beras dan jagung hasil perendaman 2 jam
Pengamatan
setiap 3 menit
Sampel
tekstur
1
Kasar, terlihat jelas tepung beras masih banyak menggumpal-gumpal
2
 Tepung beras yang menggumpal berkurang, namun masih terdapat tepung beras dengan ukuran gumpalan besar
3
Terlihat semakin halus campurannya, namun masih terdapat  tepung beras dengan ukuran gumpalan besar
4
Terlihat semakin halus campurannya, namun masih terdapat  tepung beras dengan ukuran gumpalan besar
5
Terlihat semakin halus campurannya, namun masih terdapat tepung beras dengan ukuran gumpalan sedang
6
Terlihat semakin halus campurannya, namun masih terdapat tepung beras dengan ukuran gumpalan kecil
7
Terlihat semakin halus campurannya, namun masih terdapat tepung beras dengan ukuran gumpalan kecil
8
Terlihat semakin halus campurannya, namun masih terdapat tepung beras dengan ukuran gumpalan kecil
9
Terlihat semakin halus campurannya, namun masih terdapat tepung beras dengan ukuran gumpalan kecil
10
Terlihat semakin halus campurannya, namun terdapat  tepung beras
dengan ukuran gumpalan kecil

                                                                  
·         Tepung beras dan jagung hasil perendaman 4 jam
Pengamatan
Setiap 3 menit
Sampel
Tekstur
1
-
-
2
-
-
3
-
-
4
-
-
5
-
-
6
Banyak terdapat gumpalan tepung beras dalam ukuran besar dan kecil
7
Gumpalan besar berkurang
8
Gumpalan besar berkurang
9
Gumpalan besar berkurang
10
Terlihat campuran lebih merata, tidak ada gumpalan-gumpalan tepung beras

B.      Pembahasan
Mixer merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen.
Gerakan pencampuran pada mixer bahan dapat bervariasi bergantung dari jenis pengaduk / propeller yang digunakan, sehingga hasil yang didapat akan bervariasi pula. Peralatan pencampur dengan menggunakan satu pengaduk/ propeller biasanya digunakan untuk mengaduk bahan dengan viskositas rendah, sedangkan peralatan pengaduk dengan lebih dari satu propeller digunakan untuk mengaduk bahan dengan viskositas tinggi. Pada praktikum ini digunakan pengaduk dengan dua propeller dengan spesifikasi untuk mengaduk bahan dengan viskositas tinggi. Jenis propeler ini digunakan karena bahan berupa tepung beras dan jagung merupakan bahan solid dengan tingkat viskositas tinggi dan akan dengan mudah tercampur apabila diaduk dengan mixer Maspion MT-1140.
Fellows (1988) dalam Rizkiana dan Putra (2012) menyatakan bahwa derajat pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan, keadaan produk atau bahkan jumlah energi yang dibutuhkan untuk melakukan pencampuran. Derajat keseragaman pencampuran diukur dari sampel yang diambil selama pencampuran, jika komponen yang dicampur telah terdistribusi melalui komponen lain secara random, maka dikatakan pencampuran telah berlangsung baik.
Sampel pencampuran dalam praktikum ini terdiri dari 2 bahan dengan dua perlakuan berbeda, yaitu perendaman 2 jam dan 4 jam. Lama perendaman akan mempengaruhi kehalusan bahan yang nantinya akan mengalami proses size reduction hingga menjadi tepung. Hal itu disebabkan karena bahan dengan kandungan air yang tinggi akan dengan mudah dapat mengalami pengecilan ukuran karena pada jaringannya banyak terdapat air akibat perendaman. Pada perendaman, bahan akan mengalami imbibisi sehingga kadar airnya naik dan teksturnya melunak.
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan pada bahan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga bahan  pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari bahan yang masuk sebelumnya.
Semakin lama waktu pengadukan mempengaruhi tekstur dan penampilan bahan yang dicampurkan. Hal itu dapat dilihat pada sampel yang semakin lama diaduk maka akan semakin homogen campurannya.
Partikel-partikel tepung beras dan tepung jagung akan semakin banyak yang bertumbukan akibat kontak langsung dengan propeller pengaduk sehingga semakin lama teksturnya semakin homogen.
Hal-hal itu sesuai dengan apa yang disampaikan Fellows (1988) dalam Rizkiana dan Putra (2012) bahwa  derajat pencampuran yang dicapai tergantung pada :
1. Ukuran relative partikel
2. Efesiensi alat pencampur untuk komponen yang dicampur
3. Kecenderungan komponen untuk membentuk agrerat
4. Kadar air, sifat permukaan dan aliran dari masing-masing komponen.






















BAB IV
KESIMPULAN

pencampuran bertujuan untuk menghasilkan suatu campuran yang homogen. Salah satu alat yang dapat digunakan dalam proses pencampuran adalah mixer. Mixer dapat terdiri dari satu atau dua propeller, tergantung tingkat viskositas bahan yang akan dihomogenkan. Pada mixer, impeller akan menghasilkan energi mekanik yang akan mengaduk bahan sehingga homogen. Jenis-jenis pengaduk yang digunakan tergantung pada karakteristik bahan yang akan dihomogenkan.


























DAFTAR PUSTAKA

Rizkiana, Wening dan Putra, Ari Permana. 2012. Mixing Equipment. Bogor : IPB.

Lubis, Ahmad Husni. 2012. Pencampuran Bahan Kimia (MIXING PROCESS). http://ahmadhusnilubis.blogspot.com/2012/02/pencampuran-bahan-kimia-mixing-process.html diakses  pada Senin, 22 Oktober 2012 pukul 20.30 WITA.

Hilmawan, Ardi. 2011. Mixing. http://www.myspace.com/566876251/blog                                             diakses pada Senin, 22 Oktober 2012 pukul 20.45 WITA.

Letshare. 2010. Peralatan dan Aplikasi Mixing dalam Industri Makanan.          http://letshare17.blogspot.com/2010/12/peralatan-dan-aplikasi-mixing-dalam.html  diakses pada Senin, 22 Oktober 2012 pukul 21.05 WITA.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar