Senin, 14 Oktober 2013

Laporan Tekn. Flavor & food additive - flavor enhancer



BAB I
PENDAHULUAN

a.      Latar Belakang
Makanan diperlukan manusia untuk keberlangsungan hidup. Masalah makanan atau biasa disebut pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat penting, selain papan, sandang, pendidikan, dan kesehatan (Andrianto, 2008 dalam Savitri, 2009). Konsumsi pangan yang mengandung cukup energi dan zat gizi yang dibutuhkan tubuh akan berpengaruh terhadap status gizi seseorang (Almatsier, 2002 dalamSavitri 2009).                                             
     Dalam makanan sering kali mengharapkan citarasa atau flavor yang enak. Flavor atau citarasa merupakan kombinasi dari rasa, sentuhan, bau dan perasaan pada sel reseptor di lapisan mukosa dalam dinding mulut dan hidung.  Oleh karena itu pada makanan sering ditambahkan bahan penyedap. Namun, sebenarnya penyedap yang sebenarnya tidak menyedapkaan citarasa makanan dalam arti membuat makanan yang tidak enak menjadi enak. Yang dilakukan penyedap yang sebenarnya adalah meningkatkan atau menguatkan citarasa yang sudah ada dalam makanan itu. Oleh karena itu dalam industri makanan, penyedap sering disebut penguat citarasa (Faturochman, 2012).               
  Menurut Peraturan Menteri Kesehatan  RI  No.722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan, Penyedap rasa dan aroma, Penguat rasa adalah bahan tambahan makanan yang dapat memberikan, menambahkan atau mempertegas rasa dan aroma (andre_bbc4088, 2012).                                                       
   Bahan Tambahan Pangan adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental (menurut Undang-undang RI nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan dalam Sulastri et al, 2012).                                                                                
  Penggunaan BTP ini diatur oleh perundang-undangan, oleh karena itu perlu dipilih secara benar jika akan digunakan dalam pangan. Bahan Tambahan Pangan yang dianggap berbahaya bagi kesehatan manusia dilarang digunakan dalam pangan (Sulastri et al,2012).                                                                        Penyedap sendiri merupakan bahan tambahan pangan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma. Penyedap rasa dan aroma dapat digolongkan sebgai bahan alami dan sintestik. Beberapa yang termasuk penyedap atau penguat rasa adalah 5’-nukleotida, maltol, Dioctyl sodium sulfasuccinate, N,N’-di-o-tolyethylenediamine dan cyclamic acid serta MSG. Penyedap ini biasanya ditambahkan pada permen, minuman, makanan ringan serta biskuit dan kue. Penyedap biasanya diperdagangkan dalam bentuk campuran.
Salah satu penyedap makanan yang banyak dikenal masyarakat adalah MSG atau Monosodium Glutamat. MSG berbentuk kristal putih dan kaya akan glutamat. Banyak digunakan sebagai bumbu masakan. Namun sebenarnya MSG tidak mempunyai rasa, tapi mempunyai fungsi sebagai penegas rasa (flavor enhancer). Jadi sebenarnya MSG hanya untuk menyenangkan lidah dan otak kita untuk kelezatan makanan.

b.      Tujuan Praktikum
tujuan praktikum ini adalah  untuk membandingkan rasa, aroma dan after taste pengunaan flavor enhancer alami dan sintetik.






BAB II
METODOLOGI

a.      Alat dan Bahan
alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat-alat gelas, neraca analitik, sendok, kompor,pisau dan panci.
Bahan  yang digunakan meliputi, jeruk siam, jeruk nipis, pandan, kopi bubuk, sitrun sir, kopi instant, bawang putih, gula, daging segar, garam, masako,magi, vetsin, essence jeruk dan jeruk nipis, essence pandan dan essence kopi.
b.      Metode kerja
-          jeruk


 









-          pandan








 










-          kopi


 









-          kaldu daging


 











BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
a.      Hasil
1.      Jeruk
Sampel
Rasa
Aroma
Aftertaste
Sari jeruk siam
Asam
Jeruk, menyengat
Tidak ada
Sari jeruk nipis
Sangat asam, pahit
Jeruk, sangat menyengat
Tidak ada
Larutan sitrun sir 0.5 % + gula 10 %
Sedikit asam
Tidak ada
Tidak ada
Larutan essence jeruk
manis
Jeruk sunkis, kurang menyengat
Tidak ada

2.      Pandan
Sampel
Rasa
Aroma
Aftertaste
Larutan pandan asli
Pahit
Aroma daun, tidak tajam
Tidak ada
Larutan essence  pandan
Pahit
Aroma pandan sangat tajam
Tidak ada

3.      Kopi
Sampel
Rasa
Aroma
Aftertaste
Larutan kopi bubuk
Manis, pahit
Aroma kopi, tajam
Tidak ada
Larutan kopi instan
hambar
Aroma kopi kurang tajam
Tidak ada

4.      Kaldu Daging

Sampel
Rasa
Aroma
Aftertaste
Larutan kaldu daging
Daging, gurih
Daging  kurang menyengat
Tidak ada
Larutan kaldu daging +
0.1 % vetsin
Sangat gurih
Daging  kurang menyengat
Tidak ada
Larutan vetsin
1 %
Gurih
Tidak ada
Sedikit pahit
Larutan masako
1 %
Sedikit gurih
Tidak ada
Sedikit pahit
Larutan magi
1 %
Daging, gurih
Tidak ada
Sedikit pahit
                    
b.      pembahasan
Penguat rasa adalah suatu bahan yang ditambahkan ke dalam bahan pangan untuk menguatkan rasa atau cita rasanya (Sugita, 2002 dalam sibarani, 2007). Beberapa bahan yang paling sering digunakan sebagai penguat rasa meliputi monosodium L-glutamat (MSG), 5‘-inosinat monofosfat (IMP), dan 5‘-guanilat monofosfat (GMP) (Sibarani, 2007).
Praktikum mengenai flavor enhancer ini dilakukan dengan menggunaan praktikan sebagai panelis yang menilai bagaimana aroma serta citarasa yang dihasilkan dari beberapa sampel yang diujikan. pada tiap jenis sampel selalu terdapat perlakuan bahan alami, flavor enhancer dan flavor sintetik dari bahan alami tersebut.
Bahan alami seperti misalnya jeruk siam yang diperas kurang memiliki aroma yang nampak apabila dibandingkan dengan perasan jeruk nipis dan larutan essence jeruk. Buah jeruk  nipis dan jeruk siam sama-sama memiliki after taste getir sedangkan essencejruk memiliki aroma manis yang kuat dan tidak terdapat after taste pahit pada larutan essence jeruk.
Pada sampel pandan, flavor pandan memilki aroma, warna serta rasa yang melebihi ekstrak pandan yang direbus. sedangkan pada sampel kopi, bahan yang digunakan adalah kopi bubuk instan hitam dan kopi bubuk instan yang bercampur krimer, jadi tidak terlalu berbeda jauh rasanya. Sampel kaldu daging yang direbus tanpa diberikan tambahan MSG memiliki rasa dan aroma yang kurang kuat dibanding yang diberikan tambahan MSG. MSG yang dilarutkan dalam air tanpa tambahan apapun memiliki citarasa gurih yang tidak terlalu menyenangkan. sedangkan magi dan masako yang dilarutkan dalam air memiliki aroma yang lebih kuat dibanding kaldu daging yang diberi MSG, adakedua sampel ini dapat dirasakan adanya dominasi rasa gurih yang menandakan bahwa magi dan masako memiliki komposisi flavor enhance yang tinggi.
Sibarani (2007) menyatakan bahwa Penguat rasa tersebut sebenarnya tidak mempunyai rasa sama sekali, namun apabila ia digabungkan dengan rasa yang lain, maka ia akan memperkuat rasa tersebut.
 












BAB IV
KESIMPULAN

Flavor enhancer merupakan senyawa yang sengaja ditambahkan dalam konsentrasi yang sedikit drngan tujuan memperkuat citarasa yang sudah ada pada bahan makanan secara alami. favor enhancer tidak dapat berdiri sendiri, karena flavor enhancer tidak menghasilkan rasa/ flavor, hanya menghasilkan rasa gurih saja.



















TINJAUAN PUSTAKA
                                
Faturochman, R. 2012. Paper Kimia Pangan. UNSOED

Savitri, R. 2009. Skripsi : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Konsumsi Makanan Jajanan Yang Mengandung Pewarna Sintetik Pada Siswa Kelas VIII Dan IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) PGRI 1 Dan Smp YMJ Ciputat Tahun 2009. UIM: Jakarta.

Sibarani, HH. 2007. Skripsi : Proses Perancangan Sistem Pemeriksaan Mutu Organoleptik  Produk Bumbu Pelezat Serbaguna Selama Proses Produksi   Di Pt. Unilever Indonesia, Tbk., Cikarang. IPB : Bogor.
Sulastri, A; Fatmawati, F; Pusparini, F; Suranto dan Sopian,Y. 2012. Makalah Bahan Tambahan Pangan. Politeknik Negri Jember : Jember.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar